A. Pendahuluan
Menjelang matahari terbenam, segera beliau membebaskan sisa harta, makanan minuman, uang dan lain – lain yang berada dirumahnya. Beliau berikan kepada siapa saja yang membutuhkan. Hingga tiap malam hari tidak ada sesuatu yang disebut harta benda dirumahnya. Beliau berkeyakinan apabila didalam rumahnya terdapat harta benda, maka menambah pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT nanti.
Setiap harinya lebih sering dengan orang fakir miskin, ahli suffah (para sahabat nabi yang bertempat tinggal diteras masjid nabawi_). Beliau mengikrarkan abul yatim wa miskin ( bapaknya anak – anak yatim dan orang miskin). Tidak sekali dua kali, beliau menolong orang – orang miskin yang terdesak, suatu hari ada seorang anak yang sedang berbelanja di pasar. Ia mondar mandir dipasar kebingungan . Kemudian beliau menghampiri dan menanya . Ternyata anak tersebut sedang mencari - cari uangnya yang hilang, yang dipergunakan untuk berbelanja . Ia menangis kebingungan dan ketakutan sama orang tuanya. Baginda nabipun bergerak menolong, diberinya ia uang untuk berbelanja sesuai dengan titah sayidnya, dan diantaranya pulang kerumah sembari Beliau menerangkan kepada sayidnya tentang ketrlambatannya berbelanja. Tak pernah membiarkan orang – orang yang mengadu permasalahan, pulang tanpa penyelesaian. Tak pernah terkesan apriori, mengabaikan lawan bicara.
Menghadapi penjaliman terhadap dirinya dengan penuh kesabaran dan lapang dada, tak pernah muncul untuk membalas dendam, justru sebaliknya memperlakukan lebih baik kepada pihak lawan yang mendzaliminya. Banyak sekali – sekali cerita – cerita tentang hal tersebut. Tak jarang perilakunya yang demikian menjadi media dakwah tersendiri. Sahabat Hamzah pamannya dan saudara saudara satu susuan, mendapat petunjuk islam dengan perantara menyaksikan penzaliman terhadap Nabi SAW yang pada waktu itu dilakukan oleh Abu Jahal. Cerita saat beliau sedang beribadah didalam Ka’bah, Abu Jahal mendekatkan hendak menusuk dengan pedang, datang sahabat Hamzah pulang berburu sebagai hoby-nya.Serta merta sahabat Hamzah melepas busur dari panahnya diarahkan kepada Abu Jahal, dan saat itu juga sahabat Hamzah mengikrarkan diri untuk mem- buck up kemenakannya dari ancaman lawan, dan masuklah petunjuk islam kedalam jiwa dan sel – sel nadinya, jadillah hamzah panglima perang andalan islam, yang kemudian sahid dipadang Uhud.
Kepribadian yang humanis, demokratis, egeliter, penuh toleran terintegrasi dengan ketampanannya. Ketampanan yang sangat purna, paras mukanya manis dan indah. Perawakannya sedang tidak terlampau tinggi juga tidak pendek, dengan bentuk kepala yang besar, berambut hitam sekali antara keriting dan lurus. Dahinya lebar dan rata diatas sepasang alis yang lengkung lebat dan bertaut. Sepasang matanya hitam dan lebar, ditepi – tepi putih matanya agak kemerahan.Tampak lebih menarik dan kuat, pandangan matanya tajam, dengan bulu matanya yang hitam pekat. Hidungnya halus dan merata dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Cambangnya lebar sekali, berleher panjang dan indah. Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kakinya yang tebal. Bila berjalan condong ke depan, melangkah cepat dan pasti. Air mukanya membayangkan renungan dan penuh pikiran. Pandangan matanya menunjukkan kewibaan, membuat orang patuh kepadanya. Demikian struktur yang paling sempurna ini di dunia dari periode Adam hingga manusia yang paling akhir nanti, namun tak menjadikan sombong, congkak, sebaliknya sangat rendah hati. Semoga kita dapat sedikit mengambil suri teladan ini.
B. Kajian QS : al – Ahzab : 21 ( Golongan yang bersekutu )
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الاخر وذكر الله كثيرا
- Terjemahan ayat :
Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasululloh itu suri teladan yang baik bagi kalian ( yaitu ) orang – orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat itu dan di banyak menyebut Allah.
Ayat tersebut turun pada saat perang Khondak – perang orang – orang islam melawan tentara sekutu ; Kafir Quraisy Makkah, Yahudi Madinah Bani Quraidlah, Bani Qoinuqo’ dan bani Nadhir serta Kabilah Ghatafan. Mereka bersekutu hendak menggempur Islam di Madinah yang sedang menikmati ketenangan setelah memenangkan perang Badar, mengadakan ekpedisi ke Kabilah Ghatafan dan Damatul Jandal ( Sejarah hidup Muhamad : Muhamad Husain Haikal : 341 ). Jumlah tentara sekutu tidak tanggung – tanggung kurang lebih 10.000 pasukan di bawah pimpinan Abu Sufyan. Dapat dibayangkan menghadapi lawan yang sangat tidak imbang, dalam hal jumlah pasukan, peralatan, perbekalan dan strategi. Orang – orang islam sedang tenang, damai tidak sedang bersiap – siap berperang, sekalipun tetap waspada.
Kondisi inilah kemudian diabadikan dalam surat Al Ahzab dari ayat 9 hingga 27. menghadapi kondisi ini kesabaran menghadapi musuh besar, orang – orang munafik, kecerdasan, kejeniusan, taktik strategi Muhamad saw teruji. Hingga langkah – langkah beliau yang dibarengi dengan cerminan kepribadiannya menjadi contoh teladan yang wajib ditiru dan diambil oleh umatnya.
- Pemaparan Tafsir
a. Imam Maraghi
Pada ayat ini Allah SWT memberikan informasi bahwa sesungguhnya norma – norma yang tinggi dan teladan yang baik itu telah hadir dihadapan kalian, seandainya kalian menghendakinya. Yaitu hendaknya kalian mencohtoh Rasullullah saw. Di dalam perbuatannya, dan hendaknya kalian berjalan sesuai dengan petunjuknya, seandainya kalian benar-benar menghendaki pahala dari allah serta takut akan azabNya d I hari semua orang memikirkan diri sendiri dan pelindung serta penolong ditiadakan, kecuali hanya amal saleh yang telah dilakukan seseorang. Dan kalian orang – orang yang selalu ingat kepada Allah dengan ingatan yang banyak, maka sesungguhnya ingat kepada Allah itu seharusnya membimbing kamu untuk taat kepadaNya dan mencontoh perbuatan RasulNya.
Ayat ini turun ketika perang khandaq memuncak. Perang yang terjadi ketika ketenangan kaum muslimin kembali terusik oleh kedatangan tentara ahzab. Dalam ayat – ayat tersebut Allah menceritakan kondisi ketenangan dan kedamaian kaum muslilin diMadinah . Setelah menuai kemenangan , kemudian pada bulan syawal 5 H, Yahudi Madinah mendatangi kota Makkah mengajak kaum quraisy Makkah menggempur Muhamad dan umatnya.
Menghadapi lawan dalam jumlah sangat besar itu - 10.000 , strategi Muhamad tidak lain berahan di mmadinah . Apakah hanya cukup dengan bertahan ? adalah sahabat Salman Al Farisi orang yang banyak tahu tentang seluk beluk dalam peperangan yang belum banyak diketahui orang – orang arab. Ia menyarankan supaya disekitar madinah digali parit dan kedaan madinah diperkuat dari dalam . Rasul sepakat , Beliau pun turut serta bekerja membuat parit tersebut . Mengangkut tanah , mencangkul sembari memberi semangat kepada kaum muslimin , panglima selesaidalam waktu enam hari . Dari sini pulalah beliau diberi isyarat bahwa kaum muslimin akan dapat menguasai negara Persi,Roma, san,a dan al Hirah.
Persisnya ayat ini turun ketika orang – orang munafik bersikap apriori dan tidak percaya terhadap informasi tentang penyaksian Nabi Muhamad SAWmelihat kerajaan Al Hirah, persi, Romawi dan San,a diclah – celah cahaya yang terpancar dari pukulan palu dengan batu putih dalam parit.
b. Ibnu Katsir
Ayat paling mulia ini merupakan pokok – pokok besar kepanutan dan keteladanan pribadi Rasul SAW , dalam perkataan , perbuatan dan tingkah lakunya. Karena ini Allah SWT, memerintahkan manusia untuk mengambil teladan dan ppanutan Nabi SAW bagaimana dia menghadapi tentara sekutu ; Kafir quraisy Makkah, Yahudi Madinah, Bani Gatafan pada perang khandaq , dengan penuh ktabahan hati , mampu mengalahkannya dengan kesabaran, mempersatukan , kesungguhannya dan selalu menunggu solusi yang diturunkan Tuhannya. Kemudian Allah berfirman kepada orang – orang yang mengacaukan , menjemukan menggoncangkan , menggoyangkan permasalahan orang – orang muslim pada perang ahzab bahwa pada diri rasul saw terdapat teladan , mengapa tidak kalian ikuti dan ambil wahai orang – orang yang mengharap pertemuan dengan Ku ? yaitu hamba – hambaku yang beriman dan membenarkan akan adanya janji – janji Allah . Allah menjadikannya suatu sebab yang menghasilkan didunia dan akhirat.
c. Imam Qurthubi
Beliau menafsirkan ayat tersebut adalah merupakan kesusahan tersendiri bagi para penyelisih perbedaan pendapat tentang peperangan . Karena ayat ini turun pada saat perang khondaq , dimana saat nabi Muhamad menghadapi orang – orang Munafiq yang apriori terhadap cerita Rasul yang melihat gedung – gedung penjulang tinggi bagai taring di kota Al Hirah, kota – kota kerajaan Persia , Romawi dan San,a ditengah – tengah pancaran cahaya dari pukulan palu dengan batu besar putih didasar parit. Kemudian Jibril memberitakan bahwa kota – kota tyersebut suatu saat akan dikuasai oleh umatku. Lebih lanjut imam qurthubi menguraikan bahwa uswah itu qudwah – panutan , teladan sesuatu tingkah perilaku yang dapat diikuti. Dalam hal ini keteladanan Rasul yang pengorbanan diri demi kemenangan agama Allah yaitu dengan terjun langsung memimpin perang khandaq pada tahun 5 H. Imam Uqbah bin Hasan Al Hijry meriwayatkan dari imam Malik bin Anas dari nafi dari Abdullah ibn Umar r.a. bahwa pada ayat لقد كان لكم فى رسو ل الله اسوة حسنة itu mengisyaratkan keteladanan Rasul SAW, tentang terbiasa menahan rasa lapar .Namun ini pendapat sendiri Uqbah tidak dari Malik.
Lebih lanjut imam Qurthubi manguraikan bahwa uswah itu al qudwah, yaitu sesuatu yang menjadi panutan atau teladan. yang kemudian diikutinya, baik mengikuti semua perbuatan, tingkah laku, karena nabi benar – benar telah terluka wajahnya, dan pecah nada rongga suara, terbunuh pamannya Hamzah. Melepislah perutnya kedalam karena tidak diisi namun beliau tidak mengeluh, hanya bersabar, pasrah, bersyukur dan rela semua yang menimpa.
Kemudian terdapat perselisihan dalam masalah megikuti dan mensuriteladani Rasul saw . Apakah berhukum wajib atau sunah ? dalam hal ini ada dua pendapat : 1). Berhukum wajib sepanjang terdapat dalil yang mewajibkan . 2). Berhukum sunah sepanjang terdapat dalil yang mensunahkan , gambarannya adalah berhukum wajib pada masalah – masalah agama dan berhukum sunah pada masalah – masalah dunia.
Tentang ayat لمن كان يرجوا الله واليوم الاخرImam qurthubi memaparkan pendapat said ibn juber bahwa orang yang mengharap bertemu Allah gengan imannya dan percaya pada hari kebangkitan yang didalamnya terdapat hari pembalasan amal – amal perbuatan . Menurut pendapat yang lain : yaitu orang – orang yang mengharap pahala Allah di hari kiamat nanti.
Lebih lanjut Imam qurthubi mengatakan, terdapat perselisihan, siapakah orang – orang yang disebut sebagai yang mengharap pertemuan Allah dan hari akhir itu ? Dalam hal ini ada dua pendapat : 1). Ayat – ayat munafiq karena dihubungkan ayat sebelumnya 2). Orang – orang mu,min karena dihubungkan dengan ayat يرجوا الله واليوم الاخر secara logika yang memiliki harapan bertemu Allah dihari akhir adalah orang – orang yang beriman .
Tentang ayat وذكر الله كثيراImam qurthubi memaparkan bahwa mengingatlah Allah sebanyak mungkin, karena kekhawatiran akan siksanya dan mengharap – harap pahala dan ridhaNya.
- Kandungan Ayat Untuk Pendidikan
a. Jiwa tenang Rasul SAW ketika menghadapi permasalahan besar atau kecil. Pribadi penuh kesabaran dan ketabahan. Menghibur para sahabatnya yang gentar. Dari ketenangan jiwa itu, pikiran dan hati menjadi mampu berpikir jernih yang akhirnya mendapatkan ide dan membuat strategi yang tepat guna.
b. Sebagai seorang pemimpin Rasul SAW mau menerima pendapat bawahannya, yaitu menerima pendapat Sahabat Salman Al Farisi. Siapakah Salman Al Farisi itu ?
c. Pemimpin yang tidak hanya mengatur, tetapi memberi contoh dengan tindakan dan prilaku. Nabi SAW turut mengangkut tanah, mencangkul sembari memotivasi semangat para sahabatnya.
d. Dimana – mana dari zaman Rasul hingga sekarang manusia pasti ada dua ; baik dan jahat. Rasul SAW dihadapkan dengan sikap orang – orang islam yang munafiq. Mereka ragu, tidak mantap menganut islam. Strategi menghadapi orang-orang ini Rasul SAW tidak mudah percaya dan tidak pernah melibatkan pada permasalahan privasi dan inti. Mereka dibiarkan saja, tetapi diwaspadai dan ketika ulahnya sudah membahayakan baru dianulir.
e. Nabi SAW tidak mudah percaya kepada lawan yang masuk ke wilayahnya sekalipun telah menyatakan islam. Contohnya Nu’aim ibn Amir yang pada perang Khondak mampu menerobos parit kemudian menyatakan islam. Nabi SAW tidak langsung percaya, diuji Nuaim mengkondisikan mantan teman – temannya.
f. Menjaga persatuan dan kesatuan tim atau pasukan perang dan orang – orang islam pada umumnya.
C. Kajian QS : al Mumtahanah : 4 – 6
قد كانت لكم اسوة حسنة فى ابراهيم والذين معه اذ قالوا لقومهم انا براء منكم ومما تعبدون من دون الله كفرنا بكم بيننا وبينكم العداوة والبغضاء ابدا حتى تؤمنوا بالله وحده الا قول ابراهيم لأبيه لأستغفرن لك وما املك لك من الله من شيئ ربنا عليك توكلنا واليك انبنا واليك المصير (4)
ربنا لا تجعلنا فتنة للذين كفروا واغفر لنا ربنا انك انت العزيز الحكيم (5)
لقد كان لكم فيهم اسوة حسنة لمن كان يرجو ا الله واليوم الاخر ومن يتول فان الله هو الغني الحميد (6)
1. Terjemahan ayat :
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kamu pada Ibrahim a.s dan orang – orang yang bersama dengan dia ; ketika mereka berkata kepada kaum mereka : “sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain allah, kami ingkari ( kekafiranmu ) dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama – lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya : sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu ( siksaan allah )”. ( Ibraim berkata ) : “Ya tuhan kami hanya kepada engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada engkaulah kami kembali,
“Ya tuhan kami, janganlah engkau jadikan kami ( sasaran ) fitnah bagi orang – orang kafir. Dan ampunilah kami ya tuhan kami. Sesungguhnya engkau, engkaulah yang maha perkasa lagi maha bijaksana”.
“Sesungguhnya pada mereka itu ( Ibrahim dan umatnya ) ada teladan yang baik bagimu ; (yaitu ) bagi orang yang mengharap (pahala ) Allah dan (keselamatan pada ) hari kemudian. Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah yang maha kaya lagi maha terpuji”.
2. Pemaparan Tafsir
a. Ibn Katsir :
Allah SWT berfirman kepada hamba – hambaNya yang beriman yaitu orang – orang yang diperintahkan untuk memutuskan hubungan dengan orang – orang kafir, memusuhi dan menjauhi mereka serta membebaskan mereka dari hal – hal yang buruk. Hal ini tercermin pada pribadi Nabi Ibrahim dan orang – orang yang mengikutinya, yaitu orang – orang yang beriman bersamanya, ketika mereka berkata kepada kaumnya bahwa saya telah bebasdari perbuatan kamu, dari sesembahanmu, saya mengkufuri agamamu dan jalan sesatmu.
Jelaslah antara kami dan kamu suatu permusuhan dan kebencian untuk selamanya, karena telah disyari’atkan permusuhan dan kebencian itu dari sekarang antara kita dan kamu, sekali lagi kamu berada dalam kekafiran, maka selamanya kami bebas dari kamu, hingga kamu beriman kepada Allah Yang Maha Esa. Yaitu sampai kamu benar-benar meng-esa-kan Allah, menyembah Dzat Tunggal tiada sekutu bagiNya, lepaslah berhala – berhala dan patung – patung itu.
Terdapat teladan yang baik pada diri Nabi Ibrahim a.s dan para pengikutnya yang dapat kamu ambil sebagai teladan. Kecuali dalam permohonan maaf untuk ayahnya yang kafir. Sesungguhnya itu hanya sebagai musuh yang telah dijanjikan Allah. Ketika sudah jelas baginya bahwa sesungguhnya ayahnya itu musuh bagi Allah SWT, maka Nabi Ibrahim a.s terbebas darinya. Dan dengan demikian sesungguhnya sebagian orang – orang mu’min itu mendoakan ayah – ayah mereka yang mati syirik dan memohonkan ampunan mereka, sembari mereka berkata : “Bahwa Nabi Ibrahim a.s juga memohonkan maaf untuk ayahnya yang kafir “. Kemudian Allah mengingatkan dengan firmanNya.
Iman Mujahid berpendapat, bahwa maknanya adalah janganlah Engkau menyiksa kami melalui tangan – tangan mereka atau dengan siksaan engkau sendiri. Dan ampunilah kami sesungguhnya engkau Dzat Yang Maha Mulia lagi bijaksana.
Ayat selanjutnya merupakan pengukuhan dan penguatan ayat – ayat sesudahnya, serta ayat pengecualian karena didalamnya terdapat suri teladan yang telah ditetapkan sebagai ayat utama dengan segala isinya.
3. Kandungan ayat tentang pendidikan
a. Ketegasan memegang prinsip aqidah, agama sekalipun harus bertentangan denganorang tua. Karena tidak berhak ditaati seseorang yang memerintah yang menyimpang dari prinsip agama.
b. Seseorang yang berbeda prinsip agama atau aqidah tidak akan ada hubungan sama sekali di akhirat nanti. Sekalipun itu orang tua sendiri, sehingga doa-doa yang dipanjatkanNya untuk mereka tiada akan sampai.
c. Memberi pendidikan agar peserta didik mampu memegang prinsip yang kuat, terutama dalam menghadapi tantangan zaman serba global ini.
D. Kajian QS : al – Anbiya : 107
وما ارسلناك الا رحمة للعالمين
1. Terjemah ayat :
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjaadi rahmat bagi alam semesta ( QS : al Anbiya : 107 )
2. Pemaparan Tafsir
a. Imam Qurtubi
Said ibn Juber Abbas berkata : bahwa Muhamas SAW itu merupakan rahmat untuk seluruh alam semesta tanpa kecuali. Barang siapa beriman dan membenarkannya pasti ia akan menuai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan siapa yang tidak beriman selamat menemukan kehancuran dan kerugian sebagaimana umat – umat sebelumnya yang telah ditemuinya.
b. Imam Ibn Katsir
Bahwa Allah mengabarkan, sesungguhnya Allah menjadikan Muhamad SAW sebagai rahmat untuk alam semesta, yaitu beliau diutus sebagai rahmat untuk meeraka semua tanpa kecuali. Maka siapa yang menerima dan mendapa rahmat ini dan mensyukurinya berbahagialah di dunia dan di akhirat.
Dan barang siapa yang menolak dan meragukan rahmat ini merugi dan hancurlah di dunia dan di akhirat. Sebagaimana Allah telah berfirman : “Apakah kamu tidak tahu pada orang – orang yang mengganti kenikmatan Allah ( berupa islam dan iman ) dengan kekufuran ? serta menempatkan kaumnya pada desa yang abadi – neraka Jahanam, padahal itu sejelek – jelek tempat kembali. Dan Allah berfirman tentang sifat – sifat Al Qur’an : “Ucapkanlah Muhamad ! bahwa Al Qur’an itu petunjuk dan obat”.
Iman Muslim meriwayatkan dari Ibn Abi Umar dari Marwan Al Farazi dari Yazid bin Kisan dari Ibn Abi Hazim dari Abi Hurairah berkata : “Disampaikan kepada Rasul : Ya Rasul SAW berdoalah ( yang jelek – jelek ) untuk orang – orang musyrik ? Nabi menjawab : “Aku diutus bukan sebagai pelaknat tapi hanya diutus sebagai rahmat. Dalam hadis lain disampaikan : “Aku hanyalah rahmat yang mendamaikan”.
3. Kandungan ayat
a. Ikuti jejak Rasul SAW yang selalu membuat sekeliling damai dan tentram, kehadiranya menyenangkan dan membahagiakan, tidak merusak dan membahayakan.
b. Menjadi pendidik tidak menjadikan peserta didik takut dan cemas, karena gurunya galak dan keras. Sebagaimana Rasul mendidik dengan penuh kelembutan dan empaty yang besar.
c. Menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Kehadirannya sangat ditunggu bukan diharapkan ketiadaannya, karena selalu membuat lingkungan gaduh dan tidak tenang.
d. Mengajari peserta didik berjiwa seperti ini, bukan peserta didik yang membuat onar di masyarakat. Mengendarai bersepeda motor dengan ngebut kelewat batas.
e. Dll
E. Kajian QS : al –
والذين يسعون فى اياتنا معاجزين اولئك فى العذاب محضرون
1. Terjemah ayat :
Dan orang – orang yang berusaha ( menentang ) ayat – ayat kami dengan anggapan untuk dapat melepaskan diri dari azab Kami, mereka dimasukkan ke dalam ahzab ( QS :
2. Pemaparan Tafsir
a. Imam Maraghi
Orang – orang yang menghalanagi orang lain dari ayat – ayat kitab Kami dengan mengecam isinya dan ingin membatalkannya serta ingin memadamkan cahaya – cahaya, dengan menyangka bahwa mereka akan dapat luput dari kami dan bahwa takkan dapat menguasai mereka, maka mereka itulah orang – orang yang ada dalam azab Jahanam pada hari kiamat nanti. Mereka didatangkan oeleh Zabaniyah ke dalam neraka dan takkan selamat dari padanya dan takkan berguna kepada mereka apa yang mereka punya selama ini yaitu syafaat dari patung – patung dan berhala.
Kemudian Allah menyuruh hamba – hambaNya untuk berzuhud di dunia dan menganjurkan mereka bertaqorrub kepada Allah dengan melakukan pembelanjaan harta.
b. Imam Ibn Katsir
Orang – orang yang menjauhkan diri dari jalan Allah dan mengikuti jejak langkah utusannya serta memberontak ayat – ayatnya, mereka itulah orang – orang yang mendatangi azab. Dimana mereka dikumpulkan dengan melemahkan amal – amal mereka dengan penuh perhitungan.
G. Penutup
Kepribadian Nabi Muhamad SAW dan Nabi Ibrahim a.s salah satu pendukung suksesnya dakwah mereka. Karena kepribadian yang baik ini terlebih dulu dicontohkan sebelum mereka menyuruhnya. Memang nasehat yang baik dan mudah terima adalah prilaku yang baik. Ibda’binafsik ( mendahului perintah – melakukan perintah ) itu dakwah ampuh yang mudah diterima oleh masyarakat, siswa dan lingkungan.
Allah pun mengancam bagi orang yang mampu berkata – kata namun tidak diwujudkan dengan perbuatan. Dosa yang sangat besar bagi orang – orang yang tidak melakukan apa – apa yang dikatanya. Barangkali ini yang harus diterapkan seorang guru di depan para siswanya, guru itu menjadi pribadi yang digugu dan ditiru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar